Dedaunan tertiup angin kencang...
Sedari ragaku terbuang jauh dari masa lalu..
Kuterhempas kembali di ladang kekelaman..
Tapi bidadari itu, bidadari itu menarikku...
Mengangkatku yang kotor bersimbah darah...
Penuh luka dan kumuh dalam kolam duka..
Bidadari itu, kulihat dia penuh dengan luka..
Lebih dalam dan tersiksa daripada lukaku..
Tapi mengapa, dia menolongku..
Sedangkan dia sendiri..penuh dengan luka..
Belai tangannya bagai sutera itu kudambakan..
Dia rasakan apa yang aku rasakan...
Siksa itu telah ia rasakan dahulu..
Di tempat sama, di kolam kekelaman ini..
Bidadari yang kesepian, tersiksa...
Aku jatuh cinta padanya.. oh tidak..
Apakah rasa ini bisa diterimanya?
Kutakut karena siksa yang telah dia terima...
Dia menutup hatinya dari cintaku...
Bidadari, sungguh aku ingin membalut lukamu..
Sekalipun aku, pun kutlah terluka..
Biarlah...biarlah..rasa ini kupendam...
Namun, tak kugantung rasa ini begitu saja..
Waktu mampu merasakan dan merubah semua..
Kuyakin hatinya kan terbuka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar